Iklan Banner 125 x 125

Cerita Dewasa ML dengan Pembantu. Montok

Cewek yang akan bekerja dirumah itu bernama Ningsih, baru berusia (hampir) 16 tahun. Wajahnya cukup manis, dengan lesung pipit. Matanya sedikit sayu dan bibirnya kecil seksi. Seandainya kulitnya tidak sawo matang (meskipun bersih dan mulus juga), dia sudah mirip-mirip artis sinetron. Meskipun mungil, bodinya padat, dan yang terpenting, dari sikapnya aku yakin pengalaman gadis itu tidak sepolos wajahnya. Tanpa banyak tanya, langsung dia kuterima. Bagaimana cerita mesum ini berlanjut, berikut akan anda baca selengkapnya :

Sebut saja namaku Paul. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintahan di kota S, selain juga memiliki sebuah usaha wiraswasta. Sebetulnya aku sudah menikah, bahkan rasanya istriku tahu akan hobiku mencari daun-daun muda untuk "obat awet muda". Dan memang pekerjaanku menunjang untuk itu, baik dari segi koneksi maupun dari segi finansial. Namun semenjak istriku tahu aku memiliki banyak sekali simpanan, suatu hari ia meninggalkanku tanpa pamit. Biarlah, malah aku bisa lebih bebas menyalurkan hasrat.
Karena pembantu yang lama keluar untuk kawin di desanya, aku terpaksa mencari penggantinya di agen. Bukan saja karena berbagai pekerjaan rumah terbengkalai, juga rasanya kehilangan "obat stress". Salah seorang calon yang menarik perhatianku bernama Ningsih, baru berusia (hampir) 16 tahun, berwajah cukup manis, dengan lesung pipit. Matanya sedikit sayu dan bibirnya kecil seksi. Seandainya kulitnya tidak sawo matang (meskipun bersih dan mulus juga), dia sudah mirip-mirip artis sinetron. Meskipun mungil, bodinya padat, dan yang terpenting, dari sikapnya aku yakin pengalaman gadis itu tidak sepolos wajahnya. Tanpa banyak tanya, langsung dia kuterima.

Dan setelah beberapa hari, terbukti Ningsih memang cukup cekatan mengurus rumah. Namun beberapa kali pula aku memergokinya sedang sibuk di dapur dengan mengenakan kaos ketat dan rok yang sangat mini. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, aku mendekat dari belakang dan kucubit paha gadis itu. Ningsih terpekik kaget, namun setelah sadar majikannya yang berdiri di belakangnya, ia hanya merengut manja.

Sore ini sepulang kerja aku kembali dibuat melotot disuguhi pemandangan yang 'menegangkan' saat Ningsih yang hanya berdaster tipis menungging sedang mengepel lantai, pantatnya yang montok bergoyang kiri-kanan. Tampak garis celana dalamnya membayang di balik dasternya. Tidak tahan membiarkan pantat seseksi itu, kutepuk pantat Ningsih keras-keras.

"Ngepel atau nyanyi dangdut sih? Goyangnya kok merangsang sekali!"
Ningsih terkikik geli mendengar komentarku, dan kembali meneruskan pekerjaannya. Dengan sengaja pantatnya malah digoyang semakin keras.

Geli melihat tingkah Ningsih, kupegang pantat gadis itu kuat-kuat untuk menahan goyangannya. Saat Ningsih tertawa cekikikan, jempolku sengaja mengelus selangkangan gadis itu, menghentikan tawanya. Karena diam saja, perlahan kuelus paha Ningsih ke atas, menyingkapkan ujung dasternya."Eh.. Ndoro.. jangan..!" cegah Ningsih lirih.
"Nggak pa-pa, nggak usah takut, Nduk..!"
"Jangan, Ndoro.. malu.. jangan sekarang..!"
Dengan tergesa Ningsih bangkit membereskan ember dan kain pel, lalu bergegas menuju ke dapur.

Malam harinya lewat intercom aku memanggil Ningsih untuk memijat punggungku yang pegal. Seharian penuh bersidang memang membutuhkan stamina yang prima. Agar tenagaku pulih untuk keperluan besok, tidak ada salahnya memberi pengalaman pada orang baru.

Gadis itu muncul masih dengan daster merah tipisnya sambil membawa minyak gosok. Ningsih duduk di atas ranjang di sebelah tubuhku.
Sementara jemari lentik Ningsih memijati punggung, kutanya, "Nduk, kamu sudah punya pacar belum..?"
"Disini belum Ndoro.." jawab gadis itu.
"Disini belum..? Berarti di luar sini sudah..?"
Sambil tertawa malu-malu gadis itu menjawab lagi, "Dulu di desa saya pernah, tapi sudah saya putus."
"Lho, kenapa..?"
"Habis mau enaknya saja dia."
"Mau enaknya saja gimana..?" kejarku.
"Eh.. itu, ya.. maunya ngajak gituan terus, tapi kalau diajak kawin nggak mau."

Aku membalikkan badan agar dadaku juga turut dipijat.
"Gituan gimana? Memangnya kamu nggak suka..?"
Wajah Ningsih memerah, "Ya.. itu.. ngajak kelonan.. tidur telanjang bareng.."
"Kamu mau aja..?"
"Ih, enggak! Kalau cuma disuruh ngemut burungnya saja sih nggak pa-pa. Mau sampai selesai juga boleh. Tapi yang lain Ningsih nggak mau..!"
Aku tertawa, "Lha apa nggak belepotan..?"
"Ah, enggak. Yang penting Ningsih juga puas tapi tetep perawan."

Aku semakin terbahak, "Kalau kamu juga puas, terus kenapa diputus..?"
"Abis lama-lama Ningsih kesel! Ningsih kalau diajak macem-macem mau, tapi dia diajak kawin malah main mata sama cewek lain! Untung Ningsih cuma kasih emut aja, jadi sampai sekarang Ningsih masih perawan."
"Main emut terus gitu apa kamu nggak pengin nyoba yang beneran..?" godaku.
Wajah Ningsih kembali memerah, "Eh.. katanya sakit ya Ndoro..? Terus bisa hamil..?"

Kini Ningsih berlutut mengangkangi tubuhku sambil menggosokkan minyak ke perutku. Saat gadis itu sedikit membungkuk, dari balik dasternya yang longgar tampak belahan buah dadanya yang montok alami tanpa penopang apapun.
Sambil tanganku mengelus-elus kedua paha Ningsih yang terkangkang, aku menggoda, "Kalau sama Ndoro, Ningsih ngasih yang beneran atau cuma diemut..?"
Pipi Ningsih kini merah padam, "Mmm.. memangnya Ndoro mau sama Ningsih? Ningsih kan cuma pembantu? Cuma pelayan?"
"Nah ini namanya juga melayani. Iya nggak?"
Ningsih hanya tersenyum malu.

"Aaah! Itu kan cuma jabatan. Yang penting kan orangnya..!"
"Ehm.., kalau hamil gimana..?"
"Jangan takut Nduk, kalau cuma sekali nggak bakalan hamil. Nanti Ndoro yang tanggung jawab.."
Meskipun sedikit ragu dan malu, Ningsih menuruti dan menanggalkan dasternya.

Sambil meletakkan pantatnya di atas pahaku, gadis itu dengan tersipu menyilangkan tangannya untuk menutupi kemontokan kedua payudaranya. Untuk beberapa saat aku memuaskan mata memandangi tubuh montok yang nyaris telanjang, sementara Ningsih dengan jengah membuang wajah. Dengan tidak sabaran kutarik pinggang Ningsih yang meliuk mulus agar ia berbaring di sisiku.

Seumur hidup mungkin baru sekali ini Ningsih merasakan berbaring di atas kasur seempuk ini. Langsung saja kusergap gadis itu, kuciumi bibirnya yang tersenyum malu, pipinya yang lesung pipit, menggerayangi sekujur tubuhnya dan meremas-remas kedua payudaranya yang kenyal menggiurkan. Puting susunya yang kemerahan terasa keras mengacung. Kedua payudara gadis itu tidak terlalu besar, namun montok pas segenggaman tangan. Dan kedua bukit itu berdiri tegak menantang, tidak menggantung. Gadis desa ini memang sedang ranum-ranumnya, siap untuk dipetik dan dinikmati.

"Mmmhh.. Oh! Ahh! Oh.. Ndoroo.. eh.. mm.. burungnya.. mau Ningsih emut dulu nggak..?" tanya gadis itu diantara nafasnya yang terengah-engah.
"Lepas dulu celana dalam kamu Nduk, baru kamu boleh emut."
Tersipu Ningsih bangkit, lalu memelorotkan celana dalamnya hingga kini gadis itu telanjang bulat. Perlahan Ningsih berlutut di sisiku, meraih kejantananku dan mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Sambil menyibakkan rambutnya, gadis itu sedikit terbelalak melihat besarnya kejantananku. Mungkin ia membayangkan bagaimana benda berotot sebesar itu dapat masuk di tubuhnya.

Aku segera merasakan sensasi yang luar biasa ketika Ningsih mulai mengulum kejantananku, memainkan lidahnya dan menghisap dengan mulut mungilnya sampai pipinya 'kempot'. Gadis ini ternyata pintar membuat kejantananku cepat gagah.
"Ehm.. srrp.. mm.. crup! Ahmm.. mm.. mmh..! Nggolo (ndoro)..! Hangang keyas-keyas(jangan keras-keras)..! Srrp..!"
Gadis itu tergeliat dan memprotes ketika aku meraih payudaranya yang montok dan meremasinya. Namun aku tak perduli, bahkan tangan kananku kini mengelus belahan pantat Ningsih yang bulat penuh, terus turun sampai ke bibir kemaluannya yang masih jarang-jarang rambutnya. Maklum, masih perawan.

Gadis itu tergelinjang tanpa berani bersuara ketika jemariku menyibakkan bibir kemaluannya dan menelusup dalam kemaluannya yang masih perawan. Merasa kejantananku sudah cukup gagah, kusuruh Ningsih mengambil pisau cukur di atas meja, lalu kembali ke atas ranjang. Tersipu-sipu gadis perawan itu mengambil bantal berusaha untuk menutupi ketelanjangannya.

Malu-malu gadis itu menuruti perintah majikannya berbaring telentang menekuk lutut dan merenggangkan pahanya, mempertontonkan rambut kemaluannya yang hanya sedikit. Tanpa menggunakan foam, langsung kucukur habis rambut di selangkangan gadis itu, membuat Ningsih tergelinjang karena perih tanpa berani menolak. Kini bibir kemaluan Ningsih mulus kemerah-merahan seperti kemaluan seorang gadis yang belum cukup umur, namun dengan payudara yang kencang.

Dengan sigap aku menindih tubuh montok menggiurkan yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun itu. Tersipu-sipu Ningsih membuang wajah dan menutupi payudaranya dengan telapak tangan. Namun segera kutarik kedua tangan Ningsih ke atas kepalanya, lalu menyibakkan paha gadis itu yang sudah mengangkang. Pasrah Ningsih memejamkan mata menantikan saatnya mempersembahkan keperawanannya.

Gadis itu menahan nafas dan menggigit bibir saat jemariku mempermainkan bibir kemaluannya yang basah terangsang. Perlahan kedua paha mulus Ningsih terkangkang semakin lebar. Aku menyapukan ujung kejantananku pada bibir kemaluan gadis itu, membuat nafasnya semakin memburu. Perlahan tapi pasti, kejantananku menerobos masuk ke dalam kehangatan tubuh perawan Ningsih. Ketika selaput dara gadis manis itu sedikit menghalangi, dengan perkasa kudorong terus, sampai ujung kejantananku menyodok dasar liang kemaluan Ningsih. Ternyata kemaluan gadis ini kecil dan sangat dangkal. Kejantananku hanya dapat masuk seluruhnya dalam kehangatan keperawanannya bila didorong cukup kuat sampai menekan dasar kemaluannya. Itu pun segera terdesak keluar lagi.

Ningsih terpekik sambil tergeliat merasakan pedih menyengat di selangkangannya saat kurenggutkan keperawanan yang selama ini telah dijaganya baik-baik. Tapi gadis itu hanya berani meremas-remas bantal di kepalanya sambil menggigit bibir menahan sakit. Air mata gadis itu tak terasa menitik dari sudut mata, mengaburkan pandangannya. Ningsih merintih kesakitan ketika aku mulai bergerak menikmati kehangatan kemaluannya yang serasa 'megap-megap' dijejali benda sebesar itu. Namun rasa sakit dan pedih di selangkangannya perlahan tertutup oleh sensasi geli-geli nikmat yang luar biasa.
Tiap kali kejantananku menekan dasar kemaluannya, gadis itu tergelinjang oleh ngilu bercampur nikmat yang belum pernah dirasakannya. Kejantananku bagai diremas-remas dalam liang kemaluan Ningsih yang begitu 'peret' dan legit. Dengan perkasa kudorong kejantananku sampai masuk seluruhnya dalam selangkangan gadis itu, membuat Ningsih tergelinjang-gelinjang sambil merintih nikmat tiap kali dasar kemaluannya disodok.

"Ahh.. Ndoro..! Aa.. ah..! Aaa.. ahk..! Oooh..! Ndoroo.. Ningsih pengen.. pih.. pipiis..! Aaa.. aahh..!"
Sensasi nikmat luar biasa membuat Ningsih dengan cepat terorgasme.
"Tahan Nduk! Kamu nggak boleh pipis dulu..! Tunggu Ndoro pipisin kamu, baru kamu boleh pipis..!"
Dengan patuh Ningsih mengencangkan otot selangkangannya sekuat tenaga berusaha menahan pipis, kepalanya menggeleng-geleng dengan mata terpejam, membuat rambutnya berantakan, namun beberapa saat kemudian..
"Nggak tahan Ndoroo..! Ngh..! Ngh..! Nggh! Aaaii.. iik..! Aaa.. aahk..!" Tanpa dapat ditahan-tahan, Ningsih tergelinjang-gelinjang di bawah tindihanku sambil memekik dengan nafas tersengal-sengal.
Payudaranya yang bulat dan kenyal berguncang menekan dadaku saat gadis itu memeluk erat tubuh majikannya, dan kemaluannya yang begitu rapat bergerak mencucup-cucup.

Berpura-pura marah, aku menghentikan genjotannya dan menarik kejantananku keluar dari tubuh Ningsih.
"Dibilang jangan pipis dulu kok bandel..! Awas kalau berani pipis lagi..!"
Tampak kejantananku bersimbah cairan bening bercampur kemerahan, tanda gadis itu betul-betul masih perawan. Gadis itu mengira majikannya sudah selesai, memejamkan mata sambil tersenyum puas dan mengatur nafasnya yang 'senen-kamis'. Di pangkal paha gadis itu tampak juga darah perawan menitik dari bibir kemaluannya yang perlahan menutup.

Aku menarik pinggang Ningsih ke atas, lalu mendorong sebuah bantal empuk ke bawah pantat Ningsih, membuat tubuh telanjang gadis itu agak melengkung karena pantatnya diganjal bantal. Tanpa basa-basi kembali kutindih tubuh montok Ningsih, dan kembali kutancapkan kejantananku dalam liang kemaluan gadis itu. Dengan posisi pantat terganjal, klentit Ningsih yang peka menjadi sedikit mendongak. Sehingga ketika aku kembali melanjutkan tusukanku, gadis itu tergelinjang dan terpekik merasakan sensasi yang bahkan lebih nikmat lagi dari yang barusan.

"Mau terus apa brenti, Nduk..?" godaku.
"Aii.. iih..! He.. eh..! Terus Ndoroo..! Enak..! Enak..! Aahh.. Aii.. iik..!"
Tubuh Ningsih yang montok menggiurkan tergelinjang-gelinjang dengan nikmat dengan nafas tersengal-sengal diantara pekikan-pekikan manjanya.
"Ooo.. ohh..! Ndoroo.., Ningsih pengen pipis.. lagii.. iih..!"
"Yang ini ditahan dulu..! Tahan Nduk..!"
"Aa.. aak..! Ampuu.. unnhh..! Ningsih nggak kuat.. Ndoroo..!"
Seiring pekikan manjanya, tubuh gadis itu tergeliat-geliat di atas ranjang empuk.

Pekikan manja Ningsih semakin keras setiap kali tubuh telanjangnya tergerinjal saat kusodok dasar liang kegadisannya, membuat kedua pahanya tersentak mengangkang semakin lebar, semakin mempermudah aku menikmati tubuh perawannya. Dengan gemas sekuat tenaga kuremas-remas kedua payudara Ningsih hingga tampak berbekas kemerah-merahan. Begitu kuatnya remasanku hingga cairan putih susu menitik keluar dari putingnya yang kecoklatan.
"Ahhk..! Aaa.. aah! Aduu.. uhh! Sakit Ndoroo..! Ningsih mau pipiiss..!"

Dengan maksud menggoda gadis itu, aku menghentikan sodokannya dan mencabut kejantanannya justru disaat Ningsih mulai orgasme.
"Mau pipis Nduk..?" tanyaku pura-pura kesal.
"Oohh.. Ndoroo.. terusin dong..! Cuma 'dikit, nggak pa-pa kok..!" rengek gadis itu manja.
"Kamu itu nggak boleh pipis sebelum Ndoro pipisin kamu, tahu..?" aku terus berpura-pura marah.
Tampak bibir kemaluan Ningsih yang gundul kini kemerah-merahan dan bergerak berdenyut.
"Enggak! Enggak kok! Ningsih enggak berani Ndoro..!"

Ningsih memeluk dan berusaha menarik tubuhku agar kembali menindih tubuhnya. Rasanya sebentarlagi gadis itu mau pipis untuk ketiga kalinya.
"Kalau sampai pipis lagi, Ndoro bakal marah, lho Nduk..?" kuremas kedua buah dada montok Ningsih.
"Engh.. Enggak. Nggak berani." Wajah gadis itu berkerut menahan pipis.
"Awas kalau berani..!" kukeraskan cengkeraman tangannya hingga payudara gadis itu seperti balon melotot dan cairan putih susu kembali menetes dari putingnya.

"Ahk! Aah..! Nggak berani, Ndoro..!"
Ningsih menggigit bibir menahan sakitnya remasan-remasanku yang bukannya dilepas malah semakin kuat dan cepat. Namun gadis itu segera merasakan ganjarannya saat kejantananku kembali menghajar kemaluannya. Tak ayal lagi, Ningsih kembali tergiur tanpa ampun begitu dasar liang kemaluannya ditekan kuat.
"Ngh..! Ngh..! Ngghh..! Ahk.. Aaa.. aahh..! Ndoroo.. ampuu.. uun..!"
Tubuh montok gadis itu tergerinjal seiring pekikan manjanya.

Begitu cepatnya Ningsih mencapai puncak membuat aku semakin gemas menggeluti tubuh perawannya. Tanpa ampun kucengkeram kedua bukit montok yang berdiri menantang di hadapanku dan meremasinya dengan kuat, meninggalkan bekas kemerahan di kulit payudara Ningsih. Sementara genjotan demi genjotan kejantananku menyodok kemaluan gadis itu yang hangat mencucup-cucup menggiurkan, bagai memohon semburan puncak.

Gadis itu sendiri sudah tak tahu lagi mana atas mana bawah, kenikmatan luar biasa tidak henti-hentinya memancar dari selangkangannya. Rasanya seperti ingin pipis tapi nikmat luar biasa membuat Ningsih tidak sadar memekik-mekik manja. Kedua pahanya yang sehari-hari biasanya disilangkan rapat-rapat, kini terkangkang lebar, sementara liang kemaluannya tanpa dapat ditahan-tahan berdenyut mencucup kejantananku yang begitu perkasa menggagahinya. Sekujur tubuh gadis itu basah bersimbah keringat.

"Hih! Rasain! Dibilang jangan pipis! Mau ngelawan ya..!" Gemas kucengkeram kedua buah dada Ningsih erat-erat sambil menghentakkan kejantananku sejauh mungkin dalam kemaluan dangkal gadis itu.
Ningsih tergelinjang-gelinjang tidak berdaya tiap kali dasar kemaluannya disodok. Pantat gadis itu yang terganjal bantal empuk berulangkali tersentak naik menahan nikmat.
"Oooh.. Ndoroo..! Ahk..! Ampun..! Ampun Ndoroo..! Sudah..! Ampuu.. unn..!" Ningsih merintih memohon ampun tidak sanggup lagi merasakan kegiuran yang tidak kunjung reda.

Begitu lama majikannya menggagahinya, seolah tidak akan pernah selesai. Tidak terasa air matanya kembali berlinang membasahi pipinya. Kedua tangan gadis itu menggapai-gapai tanpa daya, paha mulusnya tersentak terkangkang tiap kali kemaluannya dijejali kejantananku, nafasnya tersengal dan terputus-putus. Bagian dalam tubuhnya terasa ngilu disodok tanpa henti. Putus asa Ningsih merengek memohon ampun, majikannya bagai tak kenal lelah terus menggagahi kegadisannya. Bagi gadis itu seperti bertahun-tahun ia telah melayani majikannya dengan pasrah.

Menyadari kini Ningsih sedang terorgasme berkepanjangan, aku tarik paha Ningsih ke atas hingga menyentuh payudaranya dan merapatkannya. Akibatnya kemaluan gadis itu menjadi semakin sempit menjepit kejantananku yang terus menghentak keluar masuk. Ningsih berusaha kembali mengangkang, namun dengan perkasa semakin kurapatkan kedua paha mulusnya. Mata Ningsih yang bulat terbeliak dan berputar-putar, sedangkan bibirnya merah merekah membentuk huruf 'O' tanpa ada suara yang keluar. Sensasi antara pedih dan nikmat yang luar biasa di selangkangannya kini semakin menjadi-jadi.

Aku semakin bersemangat menggenjotkan kejantananku dalam hangatnya cengkeraman pangkal paha Ningsih, membuat gadis itu terpekik-pekik nikmat dengan tubuh terdorong menyentak ke atas tiap kali kemaluannya disodok keras.
"Hih! Rasain! Rasain! Nih! Nih! Nihh..!" aku semakin geram merasakan kemaluan Ningsih yang begitu sempit dan dangkal seperti mencucup-cucup kejantananku.
"Ahh..! Ampuu..uun.. ampun.. Ndoro! Aduh.. sakiit.. ampuu.. un..!"

Begitu merasakan kenikmatan mulai memuncak, dengan gemas kuremas kedua payudara Ningsih yang kemerah-merahan berkilat bersimbah keringat dan cairan putih dari putingnya, menumpukan seluruh berat tubuhku pada tubuh gadis itu dengan kedua paha gadis itu terjepit di antara tubuh kami, membuat tubuh Ningsih melesak dalam empuknya ranjang.

Pekikan tertahan gadis itu, gelinjangan tubuhnya yang padat telanjang dan 'peret'-nya kemaluannya yang masih perawan membuatku semakin hebat menggeluti gadis itu.
"Aduh! Aduu.. uuhh.. sakit Ndoro! Aaah.. aamm.. aammpuun.. ampuu.. uun Ndoro.. Ningsih.. pipii.. iis! Aaamm.. puun..!"
Dan akhirnya kuhujamkan kejantananku sedalam-dalamnya memenuhi kemaluan Ningsih, membuat tubuh telanjang gadis itu terlonjak dalam tindihanku, namun tertahan oleh cengkeraman tanganku pada kedua buah dada Ningsih yang halus mulus.

Tanpa dapat kutahan, kusemburkan sperma dalam cucupan kemaluan Ningsih yang hangat menggiurkan sambil dengan sekuat tenaga meremas-remas kedua buah dada gadis itu, membuat Ningsih tergerinjal antara sakit dan nikmat.
"Ahk! Auh..! Aaa.. aauuhh! Oh.. ampuu..uun Ndoro! Terus Ndoro..! Ampuun! Amm.. mmh..!Aaa.. aakh..!"

Dengan puas aku menjatuhkan tubuh di sisi tubuh Ningsih yang sintal, membuat gadis itu turut terguling ke samping, namun kemudian gadis itu memeluk tubuhku. Sambil terisak-isak bahagia, Ningsih memeluk tubuhku dan mengelus-elus punggungku.

Sambil mengatur nafas, aku berpikir untuk menaikkan gaji Ningsih beberapa kali lipat, agar gadis itu betah bekerja di sini, dan dapat melayaniku setiap saat. Dengan tubuh yang masih gemetar dan lemas, Ningsih perlahan turun dari ranjang dan mulai melompat-lompat di samping ranjang.
Keheranan aku bertanya, "Ngapain kamu, Nduk..?"
"Katanya.. biar nggak hamil harus lompat.. lompat, Ndoro.." jawab gadis itu polos.
Aku tertawa terbahak-bahak mendengarnya, melihat cairan kental meleleh dari pangkal paha gadis itu yang mulus tanpa sehelai rambut pun.

Cerita Dewasa Pijat dan ML dengan Pembantu

. Inilah cerita seks antara majikan dengan pembantunya yang montok. Sang pembantu rumah tangga itu adalah mantan pekerja di panti pijat. Namanya Tini

‘Dari Cisompet, Bu ‘ kata pembantu baru itu kepada isteriku ketika ditanya asalnya dari mana.
‘Cisompet ? daerah mana tuh ‘
‘Itu Bu ‘ Garut terus ka kidul .. jauh ‘. Dekat perkebunan teh ‘ jelasnya lagi dengan wajah memerah karena malu2 kali. Wajah yang biasa saja seperti wajah gadis desa lainnya, tapi Tini ini punya kelebihan, kulitnya kuning langsat dan bersih, badannya sedikit agak gemuk.
‘Pameumpeuk, maksud kamu ‘ kataku nimbrung, ingat daerah pantai selatan Garut, yang ada tempat peluncuran roket itu.
‘Sebelumnya Pak. Tempat saya daerah pegunungan, kebun teh. Pameumpeuk mah cakeut pisan ka laut ‘
‘Berapa umur kamu ‘
‘Bulan depan 21 tahun, Bu ‘
‘Udah berkeluarga ? ‘
‘Sudah Bu, tapi sekarang udah cerai ‘
‘Punya anak ? ‘
‘Satu Bu, laki2, umur 2 tahun ‘
‘Dimana anaknya sekarang ? ‘
‘Di kampung, ikut neneknya ‘
‘Udah pernah kerja sebelumnya ? ‘ tanya isteriku lagi.
‘Pernah dua kali Bu ‘. Di Jakarta ‘
‘Kerja di mana ? ‘
‘Pembantu juga bulan, trus pindah ke Swasta hanya sebulan
‘Sebagai apa di swasta ‘
‘Biasa Bu, buruh ‘
Singkatnya, setelah ‘wawancara rekrutmen ‘ itu akhirnya isteriku menerima Tini sebagai pembantu rumah tangga kami yang baru. Sebenarnya, ‘interview ? yang dilakukan oleh isteriku kurang mendalam, setidaknya menurut text-book yang pernah kubaca. Tapi biarlah, toh hanya PRT dan kami memang sangat membutuhkannya. Di hari pertama Tini bekerja, isteriku terpaksa ambil cuti sehari untuk ‘memberi petunjuk ‘ kepada pembantu baru ini.

Pembaca yang baik, dari sejak diterimanya Tini sebagai pembantu rumah tangga kami inilah kisah nyataku berawal. Cerita ini memang sungguh2 saya alami sekitar setahun yang lalu. Setelah aku dapat kiriman URL address Samzara lewat seorang mail-mate dan aku membaca cerita2 serunya, aku terdorong untuk ikut berkisah tentang pengalamanku nyataku ini, walaupun aku sebenarnya bukan penulis.

Kami suami isteri memang sama-sama bekerja sebagai karyawan, tapi beda perusahaan. Anak kami orang. Si sulung, laki2, baru sebulan ini mulai kuliah dan kost di Jatinangor. Walaupun kami juga tinggal di Bandung, tapi untuk menghemat waktu dan biaya transport dia kost di dekat kampusnya. Nomor dua perempuan, SMU swasta kelas dua, masuk siang, dan si Bungsu lelaki, masih SLTP negeri masuk pagi.

Walapun aku terkadang ‘jajan ‘ kalau keadaan darurat, sebenarnya aku tak tertarik kepada Tini. Selain karena dia pembantu, juga karena isteriku masih mantap dan mampu memuaskanku dalam banyak hal, termasuk seks. Kenapa masih suka jajan ? Ya .. karena dalam keadaan darurat itu. Tapi sekepepet gimanapun aku engga akan ‘makan ‘ pembantu. Tak baik. Lagipula Tini, yang
menarik darinya sebagai wanita, hanya kulit tubuhnya yang langsat dan bersih.

Demikian juga setelah Tini sebulan kerja di rumahku. Sampai suatu saat, aku mulai lebih sering memperhatikannya karena peristiwa yang akan kuceritakan ini.

Waktu itu aku tak masuk kantor sebab badanku tak enak. Seluruh badan pegal2, mulai dari punggung, pinggang sampai kedua kaki. Mungkin ini cuma flu atau masuk angin, aku tak perlu ke dokter. Tapi karena pegal2 tadi aku memutuskan untuk istirahat di rumah saja. Tiduran saja sambil membaca.

‘Oh ‘ maaf Pak ‘ saya kira Bapak ke kantor ‘ seru Tini kaget. Dia masuk ke kamarku untuk membersihkan seperti biasanya. Tini langsung menutup pintu kembali dan keluar.
‘Engga apa2 bersihin aja ‘
‘Bapak sakit ? ‘ tanyanya
‘Engga ‘. Cuman pegel2 badan, kayanya masuk angin ‘
Tini mulai menyapu, kemudian mengepel. Ketika dia membungkuk-bungkuk ngepel lantai itulah aku ‘terpaksa ‘ melihat belahan dadanya dari leher T-shirt nya. Kesan pertama : bulat dan putih. Wah ‘ pemandangan menarik juga nih, pikirku. Tak ada salahnya kan menikmati pemandangan ini. Bentuk buah dada itu semakin jelas ketika Tini mengepel lantai dekat tempat tidur. Belahan dada itu menyiratkan ‘kebulatan ‘ dan mantapnya ukuran bukit-bukit disampingnya. Dan lagi, putihnya ampuun.

Walaupun aku mulai terrangsang menikmati guncangan sepasang ‘bola’ kembar besar itu, aku segera menghilangkah pikiran-pikiran yang mulai menggoda. Ingat, dia pembantu rumah tangga kamu.
‘Kalo masuk angin ‘ mau dikerokin Pak ? ‘ Pertanyaan yang biasa sebenarnya, apalagi ekspresi wajahnya wajar, polos, dan memang ingin membantu. Tini ternyata rajin bekerja, isteriku senang karena dia tak perlu banyak perintah sudah bisa jalan sendiri. Jadi kalau dia bertanya seperti itu memang dia ingin membantuku. Tapi aku sempat kaget atas tawarannya
itu, sebab lagi asyik memperhatikan belahan putihnya.

‘Kerokin ? Bapak engga biasa kerokan. Punggung pegal2 begini sih biasanya dipijit ‘ Memang aku suka memanggil Mang Oyo, tukang pijat, tapi dia sedang
ada panggilan ke Cimahi. Besok lusa baru tukang pijit langgananku itu janji mau dateng.
‘Oo .. tukang pijit yang ditelepon Ibu tadi ya ‘ sahutnya. Tini rupanya memperhatikan isteriku menelepon. ‘Dia kan baru dateng 2 hari lagi ‘ lanjutnya sambil terus mengepel. Tini memang suka ngobrol. Tak apalah sekali2 ngobrol ama pembantu, asal masih bisa menikmati guncangan bukit kembarnya. Aku tak menjawab. Kini ada lagi ‘temuanku ?. Meski Tini agak gemuk, tapi badannya berbentuk. Maksudku shaping line-nya dari atas lebar, turun ke pinggang menyempit, terus turun lagi ke pinggul melebar. Seandainya tubuh Tini ini bisa di ‘re-engineering ‘, dibentuk kembali, tingginya ditambah sekitar 5 cm tapi tidak perlu tambahan ‘bahan baku ‘, jadilah tubuh ideal.
‘Entar kalo kerjaan saya udah beres, Bapak mau saya pijitin ? ‘ Hah ? berani bener dia menawari majikan lakinya untuk dipijit ? Tapi kulihat wajahnya serius dan masih tetap polos. Jelas tak ada maksud lain selain memang ingin membantu majikannya.
‘Emang kamu bisa ? ‘
‘Saya pernah kursus memijat, Pak ‘
‘Boleh ‘ hanya itu jawabanku. Sebenarnya aku ingin tanya lebih jauh tentang kursusnya itu, tapi dia telah menyelesaikan pekerjaannya dan terus keluar kamar.

Tinggal aku yang menimbang-nimbang. Aku memang senang dipijit, baik oleh Mang Oyo apalagi oleh wanita muda. Tapi gimana kalau isteriku tahu aku dipijit oleh Tini, aku belum tahu reaksinya. Terima sajalah tawarannya ini, toh aku nanti bisa pesan sama dia untuk tak bilang ke isteriku.
‘Dipijat sekarang, Pak ? ‘ tawarnya ketika ia membawa minuman yang kuminta. Kulihat baru jam 12 siang.
‘Kerjaan kamu udah beres ? ‘
‘Belum sih, mau seterika tapi jemuran belum kering ‘
Aku juga ingin sekarang, tapi anakku yang sekolah siang belum berangkat. Tak enak kalau dia tahu bapaknya dipijat oleh pembantu wanita muda.
‘Entar aja. Sekitar jam 2? Pertimbanganku, pada jam itu anak kedua sudah ke sekolah, si Bungsu sudah pulang sekolah dan main keluar rumah seperti biasanya, dan masih cukup waktu sebelum isteriku pulang kantor pada pukul 5 sore.

Sekitar pukul 2 lewat seperempat, Tini mengetuk pintu kamarku.
‘Masuk ‘ Tini nongol di pintu.
‘Bapak ada henbodi ? ‘ Maksudnya tentu hand-body lotion.
‘Cari aja disitu ‘ kataku sambil menunjuk meja rias isteriku. Aku membalikkan tubuh, telungkup, siap dipijat.
‘Lepas aja kaosnya Pak, biar engga kena henbodi ‘
Celaka ! ketika aku melepas kaos, aku baru sadar bahwa aku dari pagi belum mandi dan masih mengenakan ‘pakaian tidur ‘ kebiasaanku : T-shirt dan singlet untuk atasnya, dan hanya sarung sebagai penutup tubuh bawahku. Pakaian ‘kebesaran ‘ ini memang kesukaanku, sebab memudahkan kalau sewaktu-waktu aku ingin meniduri isteriku. Akupun menuntut isteriku untuk berpakaian tidur khusus pula : gaun agak tipis model tank-top dan mini, tanpa apa-apa lagi di dalamnya !

Jadi kalau aku akan berhubungan seks aku perlu stimulasi lebih dulu, maklum sudah belasan tahun aku menikah. Stimulasi yang paling aku senangi dan bisa membuat penisku keras adalah oral. Isteriku tinggal menyingkap sarung dan melahap isinya. Dan setelah kami siap tempur, aku tak perlu direpotkan oleh pakaian isteriku. Aku tinggal ‘menembak ‘ setelah menindih tubuhnya, sebab biasanya baju tidur pendek nya itu akan tersingkap dengan sendirinya ketika aku menindih dan menggeser-geserkan tubuhku ‘

Tini memang pintar memijat. Dengan hand-body lotion dia mengurut tubuhku mulai dari pinggang sampai punggung begitu enak kurasakan. Dia tahu persis susunan otot2 di punggung. Sepertinya dia sudah pengalaman memijat. ‘Kamu pernah kursus pijat di mana ? ‘ tanyaku membuka percakapan.
‘Ehhmm ‘ di ‘ di panti pijat Pak ‘
‘Ha. Kamu pernah kerja di panti pijat ? ‘
‘Iiyyyaa ‘ Pak ‘ ‘
‘Kok engga bilang ‘
‘Takut engga diterima ama Ibu, Pak ‘
‘Dimana dan berapa lama ? ‘
‘Di panti pijat ———-, cuma sebulan kok. Tapi Bapak jangan bilang ke Ibu ya ‘ ‘
‘Iya deh, asal kamu mau cerita semua pengalaman kamu kerja di panti pijat ‘. Untuk sementara aku menang, punya kartu as yang nanti akan berguna kalau aku harus bilang ke Tini, jangan bilang ke Ibu ya ‘
‘Sebelum kerja ‘kan ikut trening dulu seminggu Pak ‘
‘Oh iya ‘
‘Soalnya itu emang tempat pijat beneran ‘ Aku tahu, panti pijat yang disebutnya itu terletak di Jakarta Selatan dan memang panti pijat ’serius ‘. Bukan seperti di Manggabesar misalnya, semua panti pijat hanya kamuflase dari tempat pelayanan seks saja.
‘Trus kenapa kamu hanya sebulan, gajinya lumayan kan, dibanding pembantu ‘
‘Iya sih ‘ cuman cape ‘ Pak. Saya sehari paling tahan memijat 2 orang saja. ‘
‘Kerja memang cape ‘
‘Tapi tangan saya jadi pegel banget Pak. Sehari saya memijat 5 - 6 orang. Penghasilan memang gede tapi biaya juga gede. Mendingan pembantu aja, semua biaya ada yang nanggung, bisa nabung ‘
‘Kamu senang kerja di sini ? ‘
‘Saya kerasan Pak, semuanya baik sih ‘ Memang aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk bersikap baik kepada pembantu.
‘Kamu mijit sekarang ini cape juga dong ‘
‘Engga dong Pak, kan cuma sekali2 ‘
‘Kalau Bapak minta tiap hari ? ‘
‘Engga baik Pak pijat setiap hari. Paling sering sekali seminggu ‘
Lalu hening lagi. Aku asyik menikmati pijatannya, masih di punggungku.
‘Punggungnya udah Pak. Kakinya mau ? ‘
‘Boleh ‘ Kaki saja bolehlah, asal jangan ke atas, soalnya burungku sedang tak ada kurungannya. Tini menyingkap sarungku sampai lutut, lalu mulai
memencet-mencet telapak kakiku.
‘Aturan kaki dulu Pak, baru ke atas ‘
‘Kenapa tadi engga begitu ? ‘
‘Kan Bapak tadi minta punggung ‘
Lalu naik ke betis, kemudian mengurutnya dari pergelangan kaki sampai lutut, kaki kiri dulu baru yang kanan.
‘Apa aja yang diajarin waktu trening ? ‘
‘Pengetahuan tentang otot2 tubuh, cara memijat dan mengurut, terus praktek memijat. Paling engga enak prakteknya ‘
‘Kenapa ? ‘
‘Mijitin para senior, engga dibayar ‘
Kedua kakiku sudah selesai dipijatnya. Tiba2 Tini menyingkap sarungku lebih ke atas lagi dan mulai memijat paha belakangku (aku masih telungkup). Nah,
ketika mengurut pahaku sampai pangkalnya, burungku mulai berreaksi, membesar. Aku yakin Tini sudah tahu bahwa aku tak memakai CD. Meskipun sarung masih menutupi pantatku, tapi dalam posisi begini, terbuka sampai pangkal paha, paling tidak ‘biji ‘ku akan terlihat. Tapi Tini terlihat wajar-wajar saja, masih terus mengurut, tak terlihat kaget atas kenakalanku. Bahkan dia sekarang memencet-mencet pantatku yang terbuka.

‘Cuma itu pelajarannya ? ‘ tanyaku asal saja, untuk mengatasi kakunya suasana. Tapi aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan.
‘Ada lagi sebetulnya, cuman ‘ malu ah bilangnya ‘
‘Bilang aja, kenapa musti malu ‘
‘Engga enak ah Pak ‘
‘Ya udah, kamu cerita aja pengalaman kamu selama kerja mijat ‘
‘Ahh ‘ itu malu juga ‘
‘Heee ‘. Udah ‘ cerita apa aja yang kamu mau ‘
‘Kan tamu macem2 orangnya. Ada yang baik, yang nakal, ada yang kurang ajar ‘
‘Trus ? ‘
‘Kita diajarin cara mengatasi tamu yang ingin coba-coba ‘
‘Coba2 gimana? ‘
‘Coba itu ‘ ah .. Bapak tahu deh maksud saya ‘ ‘
‘Engga tahu ‘ kataku pura-pura
‘Itu ‘ tamu yang udah tinggi ‘. Emm ‘ nafsunya ‘ Wah menarik nih.
‘Gimana caranya ‘
‘Hmm ‘ ah engga enak ah bilangnya ‘ katanya sambil mengendurkan otot2 pantatku dengan menekan dan mengguncangkan. Punyaku makin terjepit.
‘Bilang aja ‘
‘Dikocok aja ‘
‘Ha ‘! ‘
‘Kalo udah keluar, kan tensinya langsung turun ‘
‘Kamu diajarin cara ngocoknya ? ‘
‘Sebenernya bukan itu aja sih Pak, tapi diajarin cara
mengurut ‘itu’ .
‘Wah .. kamu jadi pinter ngurut itu dong ‘ Pantesan dia biasa2 saja melihat pria telanjang.
‘Buat apa itu diurut ‘ tanyaku lagi.
‘Biar jalan darahnya lancar ‘. ‘ Maksudnya peredaran darah.
‘Kalo lancar, trus ? ‘
‘Ya ‘ biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak ? ‘
Mau sih mau, cuman ‘ malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang tegang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang2 saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ekspresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat ‘perangkat’ lelaki.
‘Cerita lagi pengalaman kamu ‘ kataku sambil menahan geli. Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai
ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari2nya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut pahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat belahan dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan2 tipis kehijauan pembuluh darah pada buah dadanya nampak. Aku harus berusaha keras menahan diri agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjanginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun udah high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku sendiri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang.
‘Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak ‘
‘Ah masa ‘
‘Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan ‘
‘Gimana sih engga enaknya ‘
‘Banyak tamu yang dateng maunya ‘main’, bukan pijit. Saya kan engga mau begituan. Lagian udah jelas di situ kan engga boleh buat main ‘
‘Kalo tamunya ngotot minta ‘
‘Yaah .. dikocok aja, sambil ” ‘ Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya.
‘Sambil apa ‘
‘Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang2 tetek, tapi dari luar aja. Saya engga kasih buka kancing ‘
‘Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.. ‘
‘Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja. Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang2, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah keluar ‘kan langsung surut nafsunya ‘

Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, kayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, lengan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegang maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontrol.

Tiba2 muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam2 menarik sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuka. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar ‘. Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia sudah terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang ‘.

‘Setiap tamu kamu kocok ‘
‘Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, tapi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok ‘

Ah ‘ pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar ‘

‘Kamu ngocoknya selalu sampai keluar ‘
‘Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar. ‘
‘Oh iya ‘
‘Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2- 3 menit juga keluar. Malah ada yang udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh ‘
‘Oh ..ya ‘
‘Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tangan saya. Eh .. tahu2 jari saya kesiram ‘air hangat ‘.
Oh iya .. terus gimana ‘ ‘Saya emang sedikit kaget, tapi pura2 engga tahu,
supaya dia engga kesinggung ‘ Bijaksana juga dia.
‘Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh ‘
‘Ah masa ‘
‘Anak muda. Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat
minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya sekarang ini lho, terasa basah2 di situ. Setelah dia pulang ‘ spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup ‘

Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah beberapa kali disentuh.
Terus, what next ?
Dengan ‘dingin ‘nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu.
‘Sekarang atasnya, Pak ‘
Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, trus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan
berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat ‘tak sengaja ‘ menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belakang, dengan tangan kiriku. Uh ‘ padat banget
pantat si Tini. Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh lagi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu.
Tini tak protes, tapi dengan amat ’sopan ‘ dan lihai dia menghindari kenakalan tanganku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar2 dia ‘bijaksana ‘. Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini.

Begitu juga waktu dia memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas telapak tanganku berada di wilayah dadanya. Aku lagi2 ‘tak sengaja ‘ menyentuh bukit kanannya ‘. Uuuh bukan main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak berani melanjutkan aksi tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingga seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia mengurut perutku.
‘Kalau perut memang engga boleh kuat2 ‘ katanya. Memang, dia lebih mirip mengusap dibanding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusap perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalangan dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung ‘.

‘Selesai Pak ‘ katanya begitu selesai mengurut perut.
Selesai ? Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customernya.
‘Engga sekalian ‘ ‘ kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak.
‘Apa pak? ‘
‘Punya Bapak diurut sekalian ‘ ‘
‘Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .. ‘
‘Tahu dari mana kamu ‘
‘Itu ‘ tegangnya masih bagus ‘ katanya. Anak ini benar2 ‘. Ekspresi wajahnya biasa2, polos wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan
rahasia. Dan ‘. Kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba2 menyingkap sarungku dan lalu ”. Memegang batang penisku !
‘Tuh kan ‘ kerasnya juga masih bagus ‘
‘Ah ..masa ‘ ‘
‘Benar Pak, masih tok-cer ‘

Anak Cisompet ini benar2 mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikatakannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan.
‘Engga apa2, biar tambah sip ‘ aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya.
‘Eehmm ‘.. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga enak sama Ibu ‘
”Kan engga perlu bilang sama Ibu ‘
‘Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan ‘ Ibu kan baik banget ama saya ‘ ‘
‘Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan Ibu ‘ Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingkirkan sarungku, dan mulai bekerja.

Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batangnya, dengan kedua tangan bergantian. Ahhh
sedapnya ” Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan
mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan. Begitu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan ‘ enak campur geli2 ‘ Pencet lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan
tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai mendaki ‘. Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai
meninggi ‘ terus mendaki ‘.. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tapi ‘..
‘Udah Pak ‘ ‘
‘Udah ..? ‘ aku kecewa berhenti mendadak begini.
‘Masih yahuud begini ‘ kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi ‘
‘Ah masa ‘
‘Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum ‘. ‘
‘Sebentar lagi aja ‘ udah hampir kok ‘
‘Jangan ah pak ‘ simpan aja buat Ibu nanti malem ‘
‘Sebentar aja deh ‘
‘Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak ‘
Akhirnya aku mengalah.
‘Iyalah ‘. Makasih ya ‘ bapak jadi seger nih ‘ Memang perasaanku menjadi lebih segar dibanding tadi pagi. Tapi ini ‘ rasa yang menggantung ini perlu
penyelesaian. Tiba2 aku berharap agar isteriku cepat2 pulang ‘.
‘Makasi ya Tin ‘ kataku lagi waktu dia pamitan.
‘Sama-sama Pak ‘
Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat2 mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben2an pakai handbody.

Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang
‘Eh ‘ ada angin apa nih ‘
‘Habis ‘ seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja ‘ ‘ kataku berbohong. Isteriku sudah makfum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melepas Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan aku masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kejang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, waktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini ! Hah !

Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumnya hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terkadang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewatkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tangga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakangnya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenangkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dadanya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu saja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku atau anak-anakku engga.

Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku parkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil
dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut. Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunci, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku dan pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka
ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. Aku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan ‘tumpah ‘?. Lebih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya ”Seluruh pahanya tampak ! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil posisi yang aman buat mengamatinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Tini ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiranya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang !

Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handuknya dan menjemurnya dengan telanjang bulat ! Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk. Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol kebelakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian detik sempat terlihat bahwa bulu2 kelamin Tini lebat !

Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pembantu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan mantap aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebelum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi ?. Kemarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah sekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki ? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasanya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri hanya karena terrangsang tubuh polosnya ? Tapi ‘ aku sudah high sekarang ‘

Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi. Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberikan tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini terpaksa aku akan mengajak ‘makan siang ‘? wanita rekan kantorku seperti biasa kulakukan : makan siang di motel ”’.!

Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsung mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasangan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan.
‘Eehhmmmmhh ‘? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya. ‘?Katanya mau makan dulu ‘. ‘?
‘Makan yang ini dulu ah .. ‘? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininya mampir ke selangkangannya.
‘Ehhmmmm ” kok tumben semangat banget nih ‘ tadi malem engga dikasih ama dia ya ‘. ‘?
‘Udah kangen sih ‘. ‘? Kutanggalkan blazernya.
‘Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget ”?
‘Kan sibuk kemarin ”? kubuka kancing blousenya satu persatu. Padahal kami masih berdiri di balik pintu.
‘Alesan ‘. ‘? BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku. Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian kanan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosan-bosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan telunjukkupun mengetest, ‘pintu ‘?nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kusetubuhi, juga karena Ani cepat panasnya.

Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya ‘
‘Ayo ‘.. sekarang ‘Pak .. ‘? katanya. Akupun sudah pengin masuk dari tadi. Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Padahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan.
‘Aaaaafffff hhhhhh ‘ teriak Ani. Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya. Kocok ‘ goyang ‘. Kocok ‘. Goyang ‘. Seperti biasa.
Sampai jari2 Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat2 penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas keenakan ‘. Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. Hal ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingin sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia amat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah ‘koleksi ‘? lagi ?

Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini ? Ah, masih banyak hal yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pembantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau, dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk mendapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku lagi ‘..

Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa janjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lama tak ada yang mengangkat, lalu
”?Halo ‘? suara Tini. Aha !
‘Uci ada Tin ‘?
‘Udah berangkat, Pak ‘?
‘Si Ade ? ‘?
‘Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya ‘? Kesempatan nih.
‘Ya sudah ‘.. ehm ‘.. kerjaan kamu udah beres belum ‘?
‘Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore ‘?
‘Mau ‘kan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu ‘?
‘Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? ‘?
‘Sekarang ‘?
‘Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu ‘?

Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya.
‘Maaf Pak, tadi baru mandi ‘. ‘? Kata Tini tergopoh-gopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan
jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buru-buru.
‘Engga apa-apa. Bisa mulai ? ‘?
‘Bisa pak ‘ saya ganti baju dulu ‘? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya. Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut.
‘Siap Tin ‘?
‘Ya pak ‘?
Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basa-basi dan ’serius ‘?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.
‘Depannya Pak ‘?
Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur.
‘Kenapa Tin ? ‘? Aku mulai iseng bertanya.
‘Ah ‘ engga ‘ ‘katanya sedikit gugup. ‘?Cepet bangunnya
‘hi ..hi..hi.. ‘? katanya sambil ketawa polos.
‘Iya dong ‘. Kan masih sip kata kamu ‘?
Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingat ‘kesetiaan ‘?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan. Jadi aku tak sempat ‘mendaki ‘?, cuman ‘ pengin menyetubuhinya !
‘Udah. Benar2 masih sip, Pak ‘?
‘Mau coba sipnya ? ‘? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah.
‘Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu ‘?
‘Engga apa-apa ‘ asal engga ada yang tahu aja ”?
Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya.

Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh ‘. Aku mampu bertahan engga nih ‘. Apakah aku akan melanggar janjiku ?

Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan. Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkali-kali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremas-remas pantat itu, Tini tak ber-reaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengelus-elus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ?

Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat. Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu.
‘Paak ‘. ‘? Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah
karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BH-nya, Ah ‘ putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya.
‘Bapak kok nakal sih ‘. ‘? Katanya, dan ”.. tiba-tiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku. Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih.

Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku. ‘Aaahhffffhhhhh ‘. Paaaaak ‘? rintihnya. Tak ada penolakan. Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BH-nya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku.

Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CD-nya
‘Jangan Pak ‘.” Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah ‘ engga bisa dong ‘ aku udah sampai pada point no-return, harus berlanjut sampai hubungan kelamin.
‘Engga apa-apa Tin ya ‘. Bapak pengin ‘. Badan kamu bagus bener ”? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CD-nya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu
kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah
terangsang, tunggu apa lagi. Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya.
‘Auww ‘. Pelan2 Pak ‘. Sakit ‘.! ‘?
‘Bapak pelan2 nih ”? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya.
‘Bapak sabar ya ‘. Saya udah lamaa sekali engga gini ”?
‘Ah masa ”?
‘Benar Pak ‘?
‘Iya deh ‘ sekarang bapak masukin lagi ya ‘. Pelan deh.. ‘?
‘Benar Bapak engga bilang ke Ibu ‘kan ? ‘?
‘engga dong ‘ gila apa ‘?
Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugeser-geser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya. Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan.
‘Aaghhhhfff ‘? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi
‘Sakit lagi Tin ‘. ‘? Tini hanya menggelengkan kepalanya.
‘Terusin Pak ‘perlahan ‘? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH ‘ bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masing-masing. Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan. Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerak-gerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuat-kuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana. Ohh ‘ nikmatnya ‘.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas ‘. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki.
‘Paaak ‘ ooohhhh ‘.. ‘?
‘Kenapa Tin ”?
‘Ooohh sedapnya ”?
Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis !
‘Kenapa Tin ”?
Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja.
’saya berdosa ama Ibu ‘? katanya kemudian
‘Engga apa-apa Tin ‘.. Kan Bapak yang mau ‘?
‘Iya .. Bapak yang mulai sih. Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan ‘. ‘?
Aku diam saja.
‘Saya khawatir Pak ‘. ‘?
‘Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun ‘?
‘Juga khawatir kalo ‘ kalo ”?
‘Kalo apa Tin ? ‘?
‘Kalo saya ketagihan ‘. ‘?
‘Oh ‘ jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja ‘?
‘Ya itu masalahnya ‘?
‘Kenapa ? ‘?
‘Kalo sering2 kan lama2 ketahuan .. ‘?
‘Yaah ‘ harus hati2 dong ‘? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai.
‘Ehhmmmmmm ‘ reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat. Aku merasakan hampir sampai di puncak.
‘Tin ‘. ‘?
‘Ya ‘ Pak ‘. ‘?
‘Bapak ‘. hampir ‘. sampai ”?
‘Teruus ‘ Pak ‘?
‘Kalo ‘.. keluar ”.gimana ? ‘?
‘Keluarin ‘..aja ” Pak ‘… Engga ‘. apa-apa ‘?
‘Engga ‘.. usah ” dicabut ‘?
‘Jangan ‘.. pak ”. aman ‘.. kok ‘?
Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2
Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas.

Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa. Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memang ‘gurih ‘?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ?
‘Tin ‘. ‘?
‘Ya .. Pak ‘?
‘Makasih ya ‘ benar2 nikmat ‘?
‘Sama-sama Pak. Saya juga merasakan nikmat ‘?
‘Masa .. ‘?
‘Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak ‘?
‘Ah kamu ”?
‘Baner Pak. Sama suami engga seenak ini ‘?
‘Oh ya ”?
‘Percaya engga Pak ‘. Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ”?
‘Emang sama suami engga melayang, gitu ‘?
‘Engga Pak. Seperti yang saya bilang ‘ punya Bapak bagus banget ‘?
‘Katamu tadi ‘. Udah berapa lama kamu engga begini .. ‘?
‘Sejak ‘.ehm ‘.. udah 4 bulan Pak ‘?
‘Lho ‘. Katanya kamu udah cerai 5 bulan ‘?
‘Benar ”?
‘Trus ? ‘?
‘Waktu itu saya kepepet Pak ‘?
‘Sama siapa ‘?
‘Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus ‘?
‘Cerita dong semuanya ‘?
‘Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00. Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu ‘?
‘Trus ? ‘?
‘Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau ‘?
‘Pernah sama tamu yang lain ? ‘?
‘Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti ‘?
‘Kapan kamu terakhir ‘main ‘ ? ‘?
‘Ya itu ‘ sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah ‘?main ‘?, sampai barusan tadi sama Bapak ”. Enak banget barusan ” kali karena udah lama engga ngrasain ya ‘Pak ‘ atau emang punya Bapak siip banget ‘hi..hi.. ‘?

Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia
mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yang ‘legit ‘?, lengket-lengket sempit, dan seret. ‘Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? ‘?
‘Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang. Bapak takut saya hamil ya ‘? ‘?
Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil ‘.
‘Jam berapa Pak ? ‘?
‘Jam 4 lewat 5 ‘?
‘Pijitnya udah ya Pak ‘. Saya mau ke belakang dulu ‘?
‘Udah disitu aja ‘? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi. Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya.
Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BH-nya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CD-nya, tangannya kupegang, kuremas.
‘Bapak pengin lagi, Tin ‘?
‘Ah ‘ nanti Ibu keburu dateng , Pak ‘?
‘Masih ada waktu kok ‘?
‘Ah Bapak nih ‘ gede juga nafsunya ‘? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi. Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku ‘..

Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku. Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai ‘berani ‘? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu ”.

Cerita Ngentot Tante Sendiri

Cerita dewasa ini hanya khusus bagi anda yang sudah berumur 17 tahun keatas karena cerita ini sangat banyak mengandung cerita bokeb yang bernuansa panas sekali, dan dalam cerita ini tidak ubahnya dengan cerita dewasa tante girang yang lain pada umunya. Serta mirip dengan adegan video dewasa yang biasa ada di kerangbulu.com atau bahkan video ngentube.
Tujuan saya sendiri menuliskan cerita dewasa tentang seorang tante ini hanya untuk berbagi dengan anda yang senang sekali menyaksikan film porno, dan seperti yang anda ketahui film porno pada saat ini sering sekali mengalami masalah admin dengan kata lain sulit diakses seperti halnya tube8 atau redtube mungkin masalah adminnya saja.

Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.
“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,
bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya, sumber cerita ratubokep.wordpress.com.
Sekian dulu drai saya semoga anda bisa merasa terobati bagi anda yang gemar membaca cerita dewasa ini, selebihnya saya mohon maaf apabila anda kesamaan kisah atau nama dari cerita ini selebihnya saya mohon undur diri dari perjumpaan kita ini dan kita akan berjumpa lagi yang yang  tentunya dengan cerita-cerita dewasa yang lebih panas dan sekali terima kash.

Hubungan Seks Sebelum Menikah Di Kalangan Remaja masa Kini

Hubungan seks yang terjadi sebelum pernikahan adalah hal yang wajar bagi sebagian orang. Sebagian diantaranya justru mengecam perbuatan seks pra nikah.


Hubungan seks yang terjadi sebelum pernikahan adalah akibat dari naluri hawa nafsu yang merasa harus tersalurkan.

Sebagian besar, baik laki - laki maupun perempuan, telah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Istilah ingin mendapatkan pasangan hidup seorang perawan atau perjaka kini hanya tinggal kenangan.

Menghadapi zaman yang kian rusak, sebaiknya setiap orang berbesar hati menerima pasangan dengan apa adanya. Tak banyak yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan ini, karena pada dasarnya, tidak ada hukum pemerintah yang melarang hungan seks sebelum menikah.

Bagaimana jika mereka berdalih melakukan hal itu atas dasar suka sama suka? Jika demikian, akhirnya persoalan pun dianggap selesai dan free sex kembali merajalela di kalangan kawula muda.

Kumpulan Foto Cewek - Cewek Mandi Bugil

Berikut ini adalah koleksi foto cewek - cewek yang sedang mandi dengan berbagai ekpresi. Aneh - aneh deh ekspresi mereka? Gak ngerti juga, apa semua cewek kalau lagi mandi emang kayak gini. Tau'.. Ngomong - ngomong masuk artikel ini kayak masuk kamar mandi cewek aja ya? Banyak sabun dan airnya..

blog-apa-aja.blogspot.com

blog-apa-aja.blogspot.com


blog-apa-aja.blogspot.com

blog-apa-aja.blogspot.com

blog-apa-aja.blogspot.com

blog-apa-aja.blogspot.com

blog-apa-aja.blogspot.com

Foto - Foto Anak Sekolah Telanjang Bulat

Foto - Foto Anak Sekolah Telanjang Bulat, Sungguh memprihatinkan, tunas muda kita, para siswi - siswi yang masih duduk di bangku meja belajar, tidak sedikit dari mereka yang berani melakukan aksi nekad yaitu menyebar foto - foto telanjang bulat dirinya melalui jejaring sosial maupun lewat ponsel ke ponsel dengan tujuan yang tidak jelas! Mungkinkah mereka merasa puas jika  foto tubuhnya dinikmati orang lain? Aksi seperti ini tidak benar.. Jika seorang wanita ingin dihargai orang lain, sebelumnya wanita itu harus dapat menghargai dirinya sendiri terlebih dahulu.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0LC84eDwSYvLvT6k4r3jAk7nCTErsI1e8ORuQsZYucz6U9WFY-AK2kabyuigdpVCJXvR-YIB9QDBpbAxe2qaNaTCQXGoiBgEIkHeexk82rgbAmU5vINgqjLDuh9-yNg9HFNq6YzCnsLI/s400/cewek+smu+bugil+telanjang+10.jpg

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRJxoZ0sYYldb04TbsGzeSoxSkN7Xb-lqwxqXM47HCodBGMg2BIMA

http://dc379.4shared.com/img/kPIMFKye/anak_sma_lg_praktek_biologi.3gp

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4PHksVurW_FTS7cw0bF5lC3viIWQmy5QbLG4Tsk_0fJMMPo-O24clqSdQkynQS4i3yGZoaIpoiH11wNtH4CQfdzRcCjyV0jrjQx8y1GM_WV_nCM9hyphenhyphenZ06ca0_eqANUKT_pCy1m3Lffg0/s400/cewek-telanjang-abg-bugil-anak-sma-smu-gadis-mesum-bokep-9.jpg 
 
 
Source : kampungperawan.blogspot.com

Anak SMP Pamer Paha Mulus Menggairahkan

Remaja putri terutama yang masih duduk di bangku SMP, saat ini mereka lebih berani dalam bersikap.
Sebagai contoh, ini adalah sebuah pengalaman pribadi. Kami melihat seorang remaja putri anak SMP yang sedang berada di sebuah warung makan.


Dengan memakai rok pakaian seragamnya yang minim, anak tersebut duduk dengan kaki bersilang sehingga pahanya yang putih dan sangat mulus tersingkap begitu seksi dan sangat menggiurkan. Kemudian, beberapa laki - laki yang berada di sekitar tempat itu sengaja mendekat dan mencuri - curi pandang untuk mengintip apa yang ada dibalik roknya. Kami juga sempat melihat sendiri, wow.. meskipun anak masih bau kencur,ternyata..  jujur saja bodinya hot!
Yang menjadi persoalan, inikah gambaran anak - anak SMP jaman sekarang? Mereka sudah pinter membuat lawan jenisnya terangsang, dengan sengaja membiarkan mata laki - laki melihat area pribadinya dan rela dengan senang hati tubuh indahnya dinikmati oleh para laki - laki mata keranjang.

Gadis Pemilik Payudara Terbesar Di Indonesia

Gadis Pemilik Payudara Terbesar Di Indonesia, Gadis ini sepertinya cukup beruntung, terlahir dengan postur tubuh yang seksi dan memiliki buah dada besar. Semua orang tahu, setiap wanita memimpikan memiliki buah dada atau payudara yang besar. kenapa demikian?
Tak lepas dari pengaruh pria itu sendiri sudah jelas menginginkan memiliki pasangan seorang wanita dengan ukuran payudara besar.. jika ada pria yang berkata "saya tidak suka wanita berpayudara besar", mungkin pria itu abnormal.

cewek-sma-toge-toket-gede-bugil-telanjang-hot-nakal-smu-mesum.jpg

cewek-sma-toge-toket-gede-bugil-telanjang-hot-nakal-smu-mesum-2.jpg

cewek-sma-toge-toket-gede-bugil-telanjang-hot-nakal-smu-mesum-3.jpg

cewek-sma-toge-toket-gede-bugil-telanjang-hot-nakal-smu-mesum-4.jpg

cewek-sma-toge-toket-gede-bugil-telanjang-hot-nakal-smu-mesum-5.jpg

cewek-sma-toge-toket-gede-bugil-telanjang-hot-nakal-smu-mesum-6.jpg